Senin, 26 Mei 2014

Perbanyak Bunga Krisan dengan Stek Pucuk

Perbanyak Bunga Krisan dengan Stek Pucuk

Stek adalah suatu usaha untuk menghasilkan bibit dengan cara melakukan pemotongan pada salah satu bagian dari tanaman induk, seperti batang, pucuk, cabang, atau akar, yang kemudian bagian yang dipotong akan disemaikan/ditanam di media semai agar tumbuh akar. Stek pucuk adalah stek yang dilakukan dengan mengambil pucuk tanaman induknya.


Stek yang dihasilkan harus berasal dari tunas samping (tunas aksiler) yang tumbuh dari ketiak daun. Tunas aksiler yang tumbuh dari ketiak daun terstimulasi setelah pertumbuhan apikal pada cabang yang sama terhenti (dipanen atau di-pinching).

Pengambilan stek pucuk yang baik mempunyai beberapa kriteria sebagai berikut
  1.  Ketebalan batang antara 3-3,5 mm pada pangkal batangnya;
  2. Panjang stek ideal 5 cm, punya 3 (tiga) helai daun dewasa, tunas pucuk yang aktif tumbuh dan warna daun hijau terang tidak pucat pucuknya agak dalam geriginya;
  3. Bentuk daun pucuknya harus agak dalam geriginya;
  4. Pemetikan yang baik dilakukan dengan sekali gerakan langsung putus, bekas potongan harus bersih dan rata sehingga tanaman induk maupun stek pucuknya tidak terkoyak;
  5. Stek pucuk baru dapat dipetik apabila panjang cabangnya mencapai 10 cm diambil + 5 cm, setelah 2-3 minggu maka cabang yang tumbuh telah dapat dipetik lagi dengan memperhatikan diameter batang.

Adapun tahapan untuk melakukan stek pucuk pada krisan, antara lain:

  • Menyeleksi tanaman krisan sebagai induk
Langkah pertama dalam melakukan stek adalah dengan menyeleksi
tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas, akan menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, serta tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).

  • Menyeleksi pucuk sebagai bibit
Setelah mendapatkan induk yang berkualitas, Iangkah selanjutnya adalah menyeleksi pucuk dari induk tersebut untuk dijadikan bibit krisan. Adapun pucuk yang baik untuk dijadikan bibit krisan adalah memiliki kurang Iebih 4 helai daun yang sudah dewasa dengan warna hijau cerah dan memiliki diameter pangkalnya kurang Iebih 4 mm.

  • Memotong pucuk
Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian potong pucuk tersebut dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan ukuran panjang pucuk yang dipotong kurang Iebih 7 cm. Setelah dipotong, cabut sebagian atau seluruh daun yang berada pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Setelah itu, pucuk yang ingin dijadikan akar direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)/Rotoon selama kurang Iebih 5 menit. Larutan ZPT berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar.

  • Penyemaian pucuk stek
Setelah pucuk stek dipotong dan direndam dalam larutan ZPT (Rotoon),selanjutnya pucuk stek tersebut disemai. Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir yang sudah steril. Media semai tersebut dimasukkan ke dalam pot atau polybag yang bagian bawahnya dilubangi untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat mengakibatkan pucuk stek menjadi busuk. 
Setelah media semai dibuat, selanjutnya tanam pucuk stek dengan cara menancapkannya ke dalam media semai tersebut dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang pucuk stek. setelah itu, tutup dengan plastik bening dan tempatkan di dalam ruangan. Gunakan lampu untuk membantu proses pertumbuhannya dan lakukan perawatan dengan melakukan penyiraman menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Apabila ada hama atau penyakit maka lakukan penyemprotan dengan mengunakan pestisida.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar