Senin, 26 Mei 2014

Perbanyak Bunga Krisan dengan Stek Pucuk

Perbanyak Bunga Krisan dengan Stek Pucuk

Stek adalah suatu usaha untuk menghasilkan bibit dengan cara melakukan pemotongan pada salah satu bagian dari tanaman induk, seperti batang, pucuk, cabang, atau akar, yang kemudian bagian yang dipotong akan disemaikan/ditanam di media semai agar tumbuh akar. Stek pucuk adalah stek yang dilakukan dengan mengambil pucuk tanaman induknya.


Stek yang dihasilkan harus berasal dari tunas samping (tunas aksiler) yang tumbuh dari ketiak daun. Tunas aksiler yang tumbuh dari ketiak daun terstimulasi setelah pertumbuhan apikal pada cabang yang sama terhenti (dipanen atau di-pinching).

Pengambilan stek pucuk yang baik mempunyai beberapa kriteria sebagai berikut
  1.  Ketebalan batang antara 3-3,5 mm pada pangkal batangnya;
  2. Panjang stek ideal 5 cm, punya 3 (tiga) helai daun dewasa, tunas pucuk yang aktif tumbuh dan warna daun hijau terang tidak pucat pucuknya agak dalam geriginya;
  3. Bentuk daun pucuknya harus agak dalam geriginya;
  4. Pemetikan yang baik dilakukan dengan sekali gerakan langsung putus, bekas potongan harus bersih dan rata sehingga tanaman induk maupun stek pucuknya tidak terkoyak;
  5. Stek pucuk baru dapat dipetik apabila panjang cabangnya mencapai 10 cm diambil + 5 cm, setelah 2-3 minggu maka cabang yang tumbuh telah dapat dipetik lagi dengan memperhatikan diameter batang.

Adapun tahapan untuk melakukan stek pucuk pada krisan, antara lain:

  • Menyeleksi tanaman krisan sebagai induk
Langkah pertama dalam melakukan stek adalah dengan menyeleksi
tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas, akan menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, serta tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).

  • Menyeleksi pucuk sebagai bibit
Setelah mendapatkan induk yang berkualitas, Iangkah selanjutnya adalah menyeleksi pucuk dari induk tersebut untuk dijadikan bibit krisan. Adapun pucuk yang baik untuk dijadikan bibit krisan adalah memiliki kurang Iebih 4 helai daun yang sudah dewasa dengan warna hijau cerah dan memiliki diameter pangkalnya kurang Iebih 4 mm.

  • Memotong pucuk
Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian potong pucuk tersebut dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan ukuran panjang pucuk yang dipotong kurang Iebih 7 cm. Setelah dipotong, cabut sebagian atau seluruh daun yang berada pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Setelah itu, pucuk yang ingin dijadikan akar direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)/Rotoon selama kurang Iebih 5 menit. Larutan ZPT berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar.

  • Penyemaian pucuk stek
Setelah pucuk stek dipotong dan direndam dalam larutan ZPT (Rotoon),selanjutnya pucuk stek tersebut disemai. Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir yang sudah steril. Media semai tersebut dimasukkan ke dalam pot atau polybag yang bagian bawahnya dilubangi untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat mengakibatkan pucuk stek menjadi busuk. 
Setelah media semai dibuat, selanjutnya tanam pucuk stek dengan cara menancapkannya ke dalam media semai tersebut dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang pucuk stek. setelah itu, tutup dengan plastik bening dan tempatkan di dalam ruangan. Gunakan lampu untuk membantu proses pertumbuhannya dan lakukan perawatan dengan melakukan penyiraman menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Apabila ada hama atau penyakit maka lakukan penyemprotan dengan mengunakan pestisida.

MENANAM BUNGA KRISAN DALAM POT

MENANAM BUNGA KRISAN DALAM POT

Bunga krisan, siapa yang tidak suka dengan keidahannya? Bunga krisan ini menjadi nilai positif tersendiri bagi penggemarnya, bunga krisan sebenarnya berasal dari Eurasia, yang dominan dari Jepang. Namun bagi pecinta bunga krisan, tentu ingin keindahannya tahan lama dan dapat berkembang dengan baik atau malah bisa berkembang semakin baik, di sini saya akan memberikan info atau pengetahuan bagaimana caranya agar bunga krisan ini bisa tahan lama dari segi perawatan nya. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika merawatan bunga krisan di dalam pot, berikut cara nya : 

A. MENANAM  KRISAN DALAM POT 
Kesesuaian lahan dan iklim untuk budidaya krisan pot sama dengan kesesuaian lokasi (agroklimat) krisan potong, sehingga paparan berikut ini lebih banyak menjelaskan kepada aspek khusus budidaya krisan pot sebagai berikut.

Media Tanam.
Pertimbangan khusus dalam menentukan media tanam adalah mudah didapat, harga relatif murah, ringan dan harus memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang bisa mendukung pertumbuhan akar dan serapan hara secara optimal. Sifat fisik yang penting adalah media harus ringan, gembur dan memiliki aerasi cukup baik.

Sedangkan sifat kimianya adalah derajat keasaman media netral dengan pH 5.52-6.7, memiliki Eectric Conductivity (EC) rendah sehingga tidak ada kekhawatiran keracunan unsur tertentu. Bahan yang banyak digunakan adalah serbuk sabut kelapa (cocopeat) dan arang sekam. Gambut memiliki daya pegang air cukup tinggi, dan partikel-partikelnya banyak membentuk gumpalan-gumpalan kecil sehingga membentuk rongga-rongga udara. Untuk mengurangi rongga ini perlu ditambahkan bahan lain yang bisa mengisinya seperti serbuk sabut kelapa dan sekam bakar. Cocopeat memiliki daya pegang air cukup baik dan tidak membentuk gumpalan antar partikelnya sehingga bisa digunakan untuk mengisi rongga. Komposisi media yang baik untuk krisan pot adalah campuran dari gambut (peat), cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan volume 4:4:1.

Bibit.
Tinggi bibit untuk krisan pot tidak boleh lebih dari 5 cm. bibit yang terlalu tinggi menyebabkan pertunasan yang kurang kompak, tunas yang terbentuk berjauhan sehingga bagian bawah tanaman menjadi kurang rimbun.
Jumlah bibit yang ditanam dalam satu pot bisa bervariasi. Untuk ukuran pot 14-15 cm bisa ditanam 5-6 bibit. Untuk menentukan jumlah bibit yang ditanam dalam satu pot juga harus mempertimbangkan produktivitas tunas dari jenis yang ditanam. Untuk jenis yang hanya mengeluarkan tunas sedikit, dibutuhkan jumlah bibit agak banyak, sehingga tanaman pot agak rimbun.
Cara penanamannya satu bibit ditanam cepat ditengah pot dengan posisi tegak lurus, kemudian bibit lainnya ditanam dibagian pinggir pot dengan posisi agak condong keluar agar tunas yang dihasikan menyebar keluar sehingga tanaman pot terlihat lebih besar dan rimbun. Berikut adalah gambar penempatan bibit krisan pot



Penyiraman.
Penyiraman tanaman pot bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat bantu sistem irigasi. Beberapa pertimbangan dalam menentukan pertimbangan adalah frekuensi penyiraman, kualitas air, penyiraman tidak kena daun, penyiraman dilakukan sekaligus dengan pupuk. Untuk memenuhi persyaratan penyiraman yang baik, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar hasil penyiraman lebih efisien.

Sistem rendam.
Penyiraman dengan merendam sebagian pot ke dalam air setinggi 5-10 cm, selama beberapa menit, secara kapiler air dan pupuk bergerak dari bagian bawah pot ke permukaan atas media, sistem ini mengandalkan daya kapiler media terhadap air yang akan merambat dari bawah ke atas. Pada fase colouring (fase terakhir perkembangan tanaman krisan pot, saat warna bunga mulai muncul) tanaman harus dipindahkan ke tempat khusus dan sistem pengairannya biasanya menggunakan sistem rendam untuk memudahkan panen. 




Perendaman Tanaman Krisan


Sistem drip.
Dengan sistem drip (irigasi tetes) setiap pot disambungkan dengan selang yang mempunyai jarum untuk mengatur keluarnya air dan sebagai jalan tetesan air ke media. Dengan menggunakan sistem drip, pemupukan bisa dimasukkan ke dalam alat irigasi. Pupuk yang digunakan harus yang mudah larut ke dalam air agar lubang drip tidak mudah tersumbat dan pupuk lebih mudah diserap oleh tanaman. Biasanya pada fase short day krisan pot dipindahkan ke tempat lain dan sistem pengairannya menggunakan sistem drip


Pemupukan.
Pemilihan komposisi pupuk untuk krisan pot dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya biaya produksi. Contoh pada tabel adalah komposisi pemupukan krisan pot

Komposisi Pupuk untuk Larutan Pekat

Jenis Pupuk
Jumlah (gram)
Stok A (20 liter)

Ca(NO3)2. 4H2O
2.880
KNO3
1.814
Stok B (20 liter)

KNO3
1.476
MnSO4.4H2O
5,76
ZnSO4.7H2O
0,9288
Borak
7,099
Na2MoO4.2H2O
0,269
MgSo4.7H2O
1.364,6
FeSo4.7H2O
85,76
Kristalon hijau
1.754,4


Bahan pupuk dapat dibuat dari senyawa kimia lainnya sesuai dengan ketersediaan bahan dipasar dan juga dari harga yang lebih ekonomis. Akan tetapi yang terpenting adalah komposisi dari masing-masing unsurnya. Pada tabel disajikan pedoman untuk komposisi unsur pupuk.

Komposisi Unsur Pupuk dalam 1 liter Larutan Pekat
Unsur
Jumlah (gram)
K
38,86
N-Nos
26,26
N-NH2
1,58
P
3,43
Ca
12,23
Mg
4,08
Mn
0,124
Zn
0,032
B
0,049
Cu
0,0263
Mo
0,0066
Fe
0,489


Pengaturan Panjang Hari.
Krisan pot memiliki fisiologi sama dengan krisan potong, yaitu memiliki respon terhadap fotoperiodisasi. Lama penyinaran yang tepat untuk iklim Indonesia 14-16 jam sehari, sehingga pada daerah tropis paling tidak tanaman krisan perlu tambahan cahaya selama dua jam dengan intensitas cahaya minimal 40 lux bila menggunakan lampu TL dan 70 lux apabila menggunakan lampu pijar. Pemberian cahaya lampu dilakukan sejak awal tanam sampai tunas lateral yang keluar dari ketiak daun, tumbuh sepanjang 2-3 cm. Bila tunas yang keluar sudah cukup, maka tanaman akan masuk fase short day. Supaya bunga mekar secara serempak, ada penanam krisan pot yang melakukan blackout pada malam hari yaitu menutup tanaman dengan plastik hitam atau kain hitam sedemikian rupa sehingga cahaya dari luar sama sekali tidak mengenai tanaman.

Pinching dan Disbudding. 
Pinching adalah membuang pucuk terminal dari bibit asal, hal ini dilakukan untuk menghentikan dominasi tunas apikal untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas lateral dari ketiak daun. Dari setiap bibit diharapkan mengeluarkan tuns lateral sebanyak 3-4 tunas produktif, sedangkan tunas-tunas yang kecil atau tidak peroduktif harus dibuang, sehingga kualitas tunas yang dipelihara benar-benar bagus.
Pinching dilakukan setelah tanaman memiliki lima daun sempurna, dan yang dibuang adalah tunas diantara daun keempat dan kelima, bila daun pertama dihitung dari bawah. Tanaman yang dipinching telah berumur lebih dari 10-14 hari setelah bibit ditanam. Pinching harus dilakukan tepat waktu. Apabila terlambat maka internode dari bibit akan terlalu panjang, akibatnya jarak antar tunas yang akan tumbuh saling berjauhan.
Disbudding adalah pembuangan bakal bunga yang tidak diinginkan sesuai dengan tujuan pembentukan bunga. Disbudding dilakukan setelah bakal bunga yang tidak diharapkan mulai tumbuh dan siap dibuang tanpa mengganggu bakal bunga yang siap untuk dipelihara. 

B. PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)
ZPT digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman: merangsang pertumbuhan tanaman atau menekan pertumbuhan tanaman. Pada krisan pot, pemberian ZPT diupayakan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan daun sehingga membentuk tanaman menjadi tanaman pot yang kompak, rimbun dan indah.
Salah satu ZPT yang biasa digunakan untuk mempercepat pertunasan adalah Hobsanol. Penyemprotan Hobsanol dilakukan setelah pinching dan seminggu setelah aplikasi yang pertama. Untuk menekan pertumbuhan agar krisan pot tidak terlalu tinggi maka digunakan alar atau cultar. 


C. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT 
    Kualitas krisan pot sangat ditentukan oleh kesehatan tanaman, sehingga pemeliharaan tanaman mulai dari tanam sampai siap untuk dipasarkan harus dilakukan secara cermat. Untuk mendapatkan kualitas tanaman pot yang prima maka pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara intensif. Adapun hama dan penyakit tanaman yang banyak menyerang krisan pot adalah sama dengan krisan potong yaitu pengorok daun, thrips, aphids, ulat , dan karat putih. 

D. PANEN DAN PASCA PANEN 
            Pemanenan tanaman krisan pot tentunya dilakukan bersama-sama dengan medianya. Beberapa faktor yang menjadi kriteria kualitas tanaman pot adalah sebagai berikut.
  1. Tajuk. Batang tanaman tidak terlalu tinggi, sekitar 20-25 cm. Bentuk tajuk tumbuh ke samping pot, sehingga bila dilihat dari bagian atas, tanaman memiliki diameter lebih dari 20 cm; semakin lebar diameter tajuk dengan batang yang kuat akan semakin baik.
  2. Daun. Warna daun hijau segar dan bersih dari residu pupuk daun dan pestisida. Bentuk daun normal dan tidak cacat, bebas dari serangan hama penyakit. Daun tumbuh lebat sehingga terlihat rimbun.
  3. Bunga. Warna bunga cerah dan tidak pudar. Semua bunga dalam satu pot tumbuh normal dan bebas hama penyakit. Bunga mekar serempak, kompak, dan tinggi bunga rata.
Setelah krisan pot diseleksi sesuai kriteria, maka segera dimasukkan ke dalam kantong plastik agar bunga dan cabang tidak patah selama dalam transportasi. Sebelum tanaman pot dimasukkan kedalam plastik dan dikemas kedalam kardus, media tanam harus dalam kondisi lembab dan pot dalam keadaan bersih.









Sabtu, 19 April 2014

Cara Merawat Kaktus Hias

Merawat Kaktus Hias



Tanaman Kaktus sudah lama dikenal di Indonesia. Kaktus berasal dari kata caktos yang artinya tanaman berduri, sebab tanaman ini berbatang besar, berbulu, dan berduri. Kaktus berasal dari negara Meksiko tanaman ini merupakan tumbuhan sekulen, yaitu tanaman  yang banyak mengandung air. Untuk mempertahankan hidupnya di daerah yang panas dan kering. Maka kaktus tidak memiliki daun dan dapat menyimpan air pada batangnya. 

Kaktus salah satu tanaman yang memiliki banyak jenis, dari jenis-jenis kaktus ada terdapat hasil penyilangan spesies. Diantaranya Notocactus tubiflora cristata atau kaktus kentang, Mammillaria xantina atau disebut kaktus kendil, Gymnocalycium hanovichiivarred cap atau kaktus kepala merah, var black cap atau kepala hitam, dan masih banyak lagi yang lainnya.



Yang membedakan yang satu dengan yang lainnya adalah bentuk, warna batang dan bunganya, besar-kecilnya duri. Menurut bentuknya kaktus ada yang bulat, bulat pipih, silinder, dan ada yang seperti lonceng. Menurut warna batangnya, ada yang putih, ungu, kuning, merah muda, sampai merah tua. Durinya pun ada yang berwarna, lembut, panjang, pendek, dan yang lainnya. Karena keindahannya itu maka kaktus banyak dibudidayakan.

Kaktus meyukai sinar matahari sesuai dengan habitatnya yang panas dan juga menyukai sirkulasi udara yang baik, sebab kaktus berdaging tebal  akan membusuk jika medianya terlalu banyak air sehingga menjadi lembab.

Kaktus dapat diperbanyak melalui biji atau juga dapat dari anakan atau tunas dari menyemai sendiri dan dapat membeli di toko-toko tanaman hias. Kaktus dapat ditanam di tanah secara langsung dan juga di dalam pot. Bila ditanam di tanah langsung, komposisi media tanahnya cukup tanah liat, humus, dan pasir. Bila ditanam dipot, media tanam yang digunakan campuran tanah liat, pasir, dan humus dengan perbandingan 2:2:1 dan ditambah bubuk kapur, batu bata dan bubuk tulang. 

Tambahan itu untuk menghilangkan rasa asam pada tanah sebaba tanah yang kelebihan asam mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh subur. Namun, campuran tersebut tidak mutlak untuk semua jenis kaktus sebab ada tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan baik komposisi media ini. Kemudian masukkan biji atau tunas pada media yang sudah disiapkan. Usahakan letak tunas di tengah media, sekitar 3 tahun kaktus akan berbunga.

Menyiram kaktus tidak sama dengan tanaman biasa yang lain. Kaktus bahkan ada yang hanya perlu disiram sebulan sekali. Jika menyiram tiap hari usahkan menyiramnya hanya disemprot saja dengan menggunakan botol spray khusus supaya kaktusnya tidak terlalu lembab. Lakukan penyiramannya pada pagi / sore hari. 

Tanaman kaktus juga perlu diberi pupuk secara rutin agar tanamannya berkembang dengan baik seperti tanaman-tanaman yang lain. Namun, pupuknya tidak sama dengan tanaman biasa lainnya. Pupuk untuk kaktus harus menggunakan pupuk organik (pupuk NPK) yang dapat anda dapatkan di toko tanaman hias. Pupuk ini diberikan ke media tanamnya.

Ternyata  merawat kaktus lebih mudah dibanding dengan merawat tanaman hias lainnya. Beberapa jenis kaktus bisa tumbuh sendiri tanpa perlu perawatan khusus. Jadi jika Anda suka berkebun, tidak ada salahnya untuk mencoba merawat kaktus hias di rumah Anda.

Sabtu, 22 Maret 2014

ZODIA Penghalau Nyamuk

Zodia (Evodia Sauveolens) Tanaman Asli Papua Penghalau Nyamuk



Zodia yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Evodia Sauveolens, merupakan tanaman yang telah lama dimanfaatkan oleh penduduk asli papua sebagai pengusir nyamuk dan serangga dengan cara dengan cara mengusapkan daun zodia ke seluruh tubuh. Zodia mengeluarkan bau atau aroma khas yang tidak disukai nyamuk sehingga membuat sanga nyamuk tidak mendekat dan pergi. Zodia (Evodia Sauveolens) merupakan tanaman endemik Indonesia yang berasal dari Papua tetapi kini tanaman Zodia sudah mulai dikembangbiakkan diberbagai tempat. Hal ini disebabkan karena Zodia sangat mudah diperbanyak melalui biji dan stek ranting. Apabila kita sudah memiliki Zodia yang sudah berbunga dan berbiji, maka bijinya akan jatuh dan tumbuh disekitar tanaman tersebut.

Zodia salah satu tanaman perdu dari suku Rutaceae yang mempunyai tinggi sekitar antara 50 cm sampai dengan 2 meter dengan tingi rata-rata 75 cm. Daun Tanaman zodia berbentuk pipih memanjang dan agak lentur dengan warna kuning kehijau-hijauan, panjang daunnya berkisar antara 2-30 cm. Tetapi bila hidup di alam bebas tanaman ini bias mencapai tinggi 2 meter. Tanaman Zodia (Evodia Sauveolens) mengeluarkan aroma khasnya apabila daun-daunnya saling bergesekan. Maka dari itu tidak ada salahnya jika kita menanam Zodia dalam pot yang taruh di sudut ruangan atau dekat jendela

Saat ini sebagian masyarakat menyimpan tanaman zodia pada pot di dalam ruangan, sehingga selain memberikan aroma yang khas, juga aromanya dapat menghalau nyamuk dari ruangan. Namun demikian tidak berarti bahwa nantinya di dalam ruangan terdapat beberapa bangkai nyamuk sebagai akibat dari tanaman ini, nyamuk hanya terusir karena tidak menyukai aroma dari tanaman ini. Penyimpanan tanaman juga sering diletakkan di sekitar tempat angin masuk ke dalam ruangan, nyamuk yang hendak masukpun jadi terhalau.
Selain sebagai pengusir nyamuk karena baunya, tanaman ini sudah barang tentu dapat memperindah ruangan. Saat sekarang, mulai banyak orang yang menanam zodia (Evodia suaveolens) di dalam pot dan diletakkan di dalam ruangan. Tanaman zodia, oleh para penjual tanaman hias sering kali lebih dikenal sebagai Pohon Nyamuk. Kadang-kadang digunakan sebagai tonik atau penambah stamina tubuh. Sementara kulit batang yang direbus digunakan sebagai peredaran demam malaria
Zodia (Evodia suaveolens) yang termasuk ke dalam keluarga Rutaceae, dikatakan mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa literatur, tanaman ini bermanfaat sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan gas kromatografi, minyak yang disuling dari daun tanaman ini mengandung linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) di mana linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir (repellent) nyamuk.
Daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70 persen. 
Temuan terbarunya, kemampuan zodia tidak hanya sebatas itu. Para ilmuwan menemukan, zodia juga berkhasiat untuk menyembuhkan sakit kepala, disentri, dan pembunuh sel kanker. Bunganya pun dapat dijadikan obat gosok untuk mengobati masuk angin.



Zodia akan mengeluarkan aromanya bila daun-daunnya saling bergesek. Karena itu letakkanlah tanaman ini di sekitar tempat di mana angin masuk dalam ruangan, bisa juga di sudut ruangan tertentu, kemudian tiuplah dengan kipas angin. Aroma yang cukup wangi pun akan menyebar. Namun demikian, kita tetap harus waspada. Kalau tanaman zodia diletakkan di ruangan yang cukup sempit dan sirkulasi udaranya hanya sedikit, bisa-bisa orang yang berada di dalamnya pun akan menjadi pusing atau mabuk.




Biasanyanya tanaman ini ditanam dalam pot, dan digunakan sebagai tanaman dalam ruangan (indoor plant). Namun, baik juga kalau langsung ditanam di halaman rumah. Bahkan dengan demikian bisa memberikan kesejukan tersendiri. Tinggi tanaman ini- bila dibiarkan tumbuh bebas di halaman – bisa mencapai 200 cm. Daunnya cantik sekali, hijau agak kekuningan, pipih panjang tapi lentur, dan menyejukkan mata yang memandang.

Di daerah Sentani, Jayapura Papua, Zodia dimanfaarkan sebagai penghilang BB (bau badan). Tanaman Zodia dioleskan pada tubuh, pada saat akan pesta. Dengan cara ini bau badan yang kurang sedap akan menjadi harum wangi seperti aroma Zodia. Dalam acara adatpun Zodia juga kerap kali dijadikan kalung, daun dan bunga zodia dirangkai dengan tali, lalu dikalungkan pada leher.

Tanaman ini sangat mudah diperbanyak, yaitu melalui biji dan stek ranting. Biasanya apabila tanaman Zodia sudah berbunga dan berbiji, maka bijinya akan jatuh dan tumbuh disekitar tanaman. Biji-biji inilah yang kita tanam di tempat persemaian.

Selain ditanam langsung di tanah, tanaman Zodia jiga dapat ditanam di dalam pot, ukurannya sengaja dibuat kerdil. Jika ditanam langsung di tanah halaman rumah ketinggiannya bisa mencapai  sekitar 2 meter. Bisa marah nyamuk-nyamuk sekitar rumah, karena peran tumbuhan ini, hehehe...
Pada fase pertumbuhan zodia membutuhkan perhatian tersendiri. Bila langsung kena sinar matahari, ia mudah mati. Sebaliknya, bila kurang sinar matahari, ia tumbuh tidak sehat. Tetapi jika sudah beradaptasi dengan baik, tanaman Zodia ini amat mudah perawatannya. Cukup disiram dua kali sehari jika cuaca panas terik dan sekali siram saja jika cuaca teduh.

Demikina tulisan sederhana ini dibuat, semoga ada manfaatnya.