Kamis, 29 September 2016

TERRARIUM

Terarium

Terarium adalah taman mini dalam ruangan dengan wadah kaca. Di dalam kaca tersebut, tanaman hanya perlu perawatan yang minmal dan sangat cocok untuk mereka yang tidak punya waktu untuk merawat taman atau tidak memiliki bakat berkebun. Berbagai macam tanaman dapat diletakkan di wadah kaca kecil ini, dapat ditaruh di atas meja, meja malam, atau area lain yang memiliki ruangan terbatas. Terarium akan menambah sedikit keindahan dan kedamaian tumbuhan untuk ruang hidup mana pun.

Metode 1 dari 3: Memilih Terarium
1
Putuskan tanaman yang akan digunakan. Hampir setiap tanaman dengan perawatan rendah dapat digunakan di terarium. Pilihlah tanaman yang memiliki karakteristik sama dan dapat tumbuh bersama dengan baik. Tanaman klasik untuk terarium termasuk (namun tidak terbatas pada) tumbuhan paku, lumut dan, sukulen, dan kaktus.
  • Pilihlah tanaman yang ukurannya akan tetap kecil. Anda 'bisa' membuat terarium sebagai rumah bagi tanaman lavender lebat, tapi lebih mudah untuk merawat tanaman mini. Pilihlah tanaman yang tidak akan keluar dari wadah terariumnya.
  • Tanaman yang suka keteduhan adalah yang terbaik. Karena kaca dapat memperbesar cahaya, tanaman yang disimpan di dalam terarium harus toleran terhadap rendahnya tingkat cahaya - jika Anda menyimpan tanaman haus-cahaya di dalam gelap, tanaman bisa stres dan mati.
  • Pilihlah tanaman yang toleran terhadap kelembapan tinggi. Tingkat kelembapan di terrarium naik dengan cepat, sehingga paling baik adalah memilih tanaman dari hutan hujan atau daerah berhutan yang akan sesuai untuk lingkungan seperti itu, dan bukan tanaman seperti herbal Mediterania.
  • Jika Anda pemula, pilihlah sesuatu yang murah dan mudah untuk tumbuh. Jangan tergoda untuk bereksperimen; pilihlah tanaman yang murah dan cenderung tumbuh dengan mudah.
2
Pilihlah wadah untuk tanaman. Wadah memerlukan kaca dan cukup untuk akar tanaman. Anda dapat membeli wadah baru atau membersihkan wadah yang sudah Anda miliki. Wadah yang Anda gunakan bisa tempat ikan usang atau wadah khusus untuk menumbuhkan tanaman.
  • Cloche (penutup wadah) - wadah memiliki tingkat kelembapan tinggi, dan cloche harus dibuka sesekali agar tanaman dapat menghirup udara segar.
  • Lentera cloche - meskipun tingkat kelembapannya tinggi, lentera cloche lebih mudah untuk bertukar udara.
  • Stoples lonceng atau stoples apoteker cukup untuk terarium tinggi.
  • Wadah wardian (wardian case) - baik yang tertutup maupun tidak kedap udara.
  • Akuarium - akuarium dapat digunakan untuk terarium, dan dapat dibiarkan terbuka atau dilengkapi dengan sepotong kaca.
  • Vas, mangkuk/piring sup - terarium masih dapat berfungsi dengan bagian atas terbuka, meskipun Anda harus menyirami tanaman di dalam wadah yang tidak kedap udara.
  • Dalam contoh ini, digunakan mangkuk kaca yang mirip dengan mangkuk ikan mas 
3
Putuskan tempat menyimpan terarium. Terarium memang hebat karena perawatannya sangat minimal, namun tetap harus ditempatkan di lokasi yang ideal.
  • Cahaya: Semua tanaman membutuhkan cahaya, termasuk tanaman di terarium. Namun jangan sampai terkena cahaya langsung, karena kaca memperbesar cahaya; sebagai gantinya, pilihlah lokasi yang menerima banyak cahaya tidak langsung. Anda juga dapat menggunakan lampu neon, namun ikuti aturan keselamatan dan belilah lampu berkebun khusus dalam hal ini.
  • Suhu: Terarium harus disimpan di dalam ruang hangat (daerah dekat pintu, teras, dan kamar sejenis lainnya tidak bisa karena terarium berisiko beku). Menyimpan terarium di sebelah pemanas atau AC juga tidak bijaksana; hindari suhu ekstrim atau perubahan suhu yang mendadak.
  • Pada permukaan yang tepat: Hindari meletakkan terarium pada furnitur halus atau mudah rusak; di samping itu, hindari tempat anak-anak bermain, atau dapat diakses hewan peliharaan .
4
Beli bahan-bahan yang diperlukan. Untuk membuat terarium, Anda perlu:
  • Tanah pot. Pilihlah tanah ringan dengan banyak drainase, dan sebaiknya disertai spagnum/gambut. Untuk memeriksa drainase, basahi sedikit tanah dan tahan dalam kepalan tangan Anda: saat Anda membuka tangan, tanah berat akan menyatu, sedangkan tanah ringan akan pecah.
  • Batu kecil atau kerikil. Selain untuk drainase yang baik bila ditempatkan di bagian bawah terarium, juga akan membuat penampilan yang rapi bila ditempatkan di bagian atas terarium. Pilihlah batu berukuran 0,6 cm atau yang lebih kecil untuk drainase, dan berukuran apa saja untuk ditumpuk di bagian atas.
  • Potongan arang aktif. Kecuali tanaman akan berada di wadah yang memiliki lubang drainase, potongan arang aktif harus ada. Bahan ini dapat Anda beli dari toko peralatan akuarium atau pusat taman. Ini untuk menjaga tanah tetap segar.
  • Lembaran lumut. Lembaran lumut berguna jika disejajarkan di bagian bawah terarium, karena berfungsi sebagai "spons" untuk menyapu kelebihan air.
  • Sarung tangan. Setiap kali menangani lembaran lumut, Anda harus mengenakan sarung tangan dan kemeja lengan panjang untuk mencegah infeksi jamur; sarung tangan juga membantu saat menangani arang.
  • Hiasan Pilih hiasan apa pun yang Anda inginkan untuk memperindah terarium, asalkan tidak akan rusak oleh paparan air. Misalnya gnome miniatur taman, kerang, bebatuan, patung-patung kecil atau dekorasi akuarium.
  • Hindari menambahkan "hewan" ke terarium, karena dapat merusak tanaman dan menyebarkan penyakit

Metode 2 dari 3: Menanam Di Terarium
1
Bersihkan wadah kaca. Jika wadah ada digunakan sebelumnya, cuci dengan air sabun dan bilas sepenuhnya untuk menghilangkan residu sabun. Terarium yang kotor akan menumbuhkan bakteri dari waktu ke waktu, jadi gunakan sabun antibakteri jika mungkin.

2
Tambahkan batu untuk drainase. Campurkan batu kecil/kerikil dan beberapa arang. Tambahkan satu lapisan setinggi sekitar 2,5 cm ke dalam wadah terarium.


3
Tambahkan lapisan lumut. Lapisan ini akan mencegah tanah tersaring ke dalam kerikil, dan membantu menyerap air seperti yang disebutkan di atas.


4
Masukkan tanah. Tergantung pada ukuran terarium dan panjang akar tanaman, tambahkan sekitar 5 atau 7,5 cm tanah. Tekan dengan lembut untuk mencegah kantong udara dan menaikkan permukaan. Galilah lubang kecil pada tanah untuk menanam tanaman.

5
Letakkan tanaman. Keluarkan tanaman dari wadah dan guncangkan akar dengan lembut agar terpisah dari tanah berlebih dan membantu akar tanaman bergerak ke tanah yang baru; Sandarkan dengan hati-hati ke dalam lubang, lalu tambahkan lebih banyak tanah di sekitarnya dan tepuk-tepuk dgn lembut. Ulangi untuk seluruh sisa tanaman.


6
Tambahkan dekorasi. Anda juga dapat menambahkan lumut atau kerikil untuk merapikan bagian atas terarium.


7
Berikan sedikit kelembapan ke tanah. Sirami sedikit tanaman dan selesai!



Metode 3 dari 3: Pemeliharaan

1
Sirami tanaman. Jika terarium terbuka, sirami tanaman sesekali. Siraman tidak diperlukan untuk terarium kedap udara, sedangkan pada terarium terbuka perlu disiram seminggu atau dua minggu sekali. Sukulen dan kaktus hanya perlu disiram sebulan sekali.

2
Jaga tanaman tetap sehat. Jika Anda melihat gulma, jamur, atau tanaman sakit, segera buang bagian yang terkena. Berhati-hatilah saat membuang bagian tanaman yang layu, misalnya bunga tua.

3
Biarkan udara segar masuk. Jika terarium kedap udara, bukalah sesekali. Meskipun biasanya tidak diperlukan, namun biarkan udara masuk jika terdapat bagian yang layu atau ada bagian sisi terarium yang berembun (misalnya dengan menempatkan batu di bawah agar dapat menopang wadah dan sedikit terbuka)

TIPS:
  • Tanaman tropis bekerja paling baik, karena terbiasa dengan kelembapan dan terlihat indah karena berwarna-warni.
  • Jangan meletakkan terarium di sudut gelap; pilihlah tempat dengan banyak cahaya tidak langsung.
  • Banyak tanaman akan tumbuh dari stek atau daun. Jika teman Anda menanam tanaman ini, mintalah sedikit untuk memulai.
  • Terarium tertutup biasanya memiliki perawatan lebih mudah.
PERINGATAN :
  • Jangan banyak menyiram tanaman. Sirami hanya jika tanah dan sisi kaca kering.
  • Artikel ini menjelaskan terarium dekoratif untuk tanaman. Jika Anda ingin membangun terarium untuk katak, kura-kura, atau hewan lainnya, pastikan Anda membaca tentang kebutuhan hewan itu.
HAL YANG DIBUTUHKAN
  • Tanah pot ringan dengan banyak drainase.
  • Batu kecil atau kerikil.
  • Potongan arang aktif.
  • Lembaran lumut.
  • Sarung tangan dan kemeja lengan panjang.
  • Dekorasi. (opsional)

SUMBER : http://id.wikihow.com/Membuat-Terarium

Senin, 26 Mei 2014

Perbanyak Bunga Krisan dengan Stek Pucuk

Perbanyak Bunga Krisan dengan Stek Pucuk

Stek adalah suatu usaha untuk menghasilkan bibit dengan cara melakukan pemotongan pada salah satu bagian dari tanaman induk, seperti batang, pucuk, cabang, atau akar, yang kemudian bagian yang dipotong akan disemaikan/ditanam di media semai agar tumbuh akar. Stek pucuk adalah stek yang dilakukan dengan mengambil pucuk tanaman induknya.


Stek yang dihasilkan harus berasal dari tunas samping (tunas aksiler) yang tumbuh dari ketiak daun. Tunas aksiler yang tumbuh dari ketiak daun terstimulasi setelah pertumbuhan apikal pada cabang yang sama terhenti (dipanen atau di-pinching).

Pengambilan stek pucuk yang baik mempunyai beberapa kriteria sebagai berikut
  1.  Ketebalan batang antara 3-3,5 mm pada pangkal batangnya;
  2. Panjang stek ideal 5 cm, punya 3 (tiga) helai daun dewasa, tunas pucuk yang aktif tumbuh dan warna daun hijau terang tidak pucat pucuknya agak dalam geriginya;
  3. Bentuk daun pucuknya harus agak dalam geriginya;
  4. Pemetikan yang baik dilakukan dengan sekali gerakan langsung putus, bekas potongan harus bersih dan rata sehingga tanaman induk maupun stek pucuknya tidak terkoyak;
  5. Stek pucuk baru dapat dipetik apabila panjang cabangnya mencapai 10 cm diambil + 5 cm, setelah 2-3 minggu maka cabang yang tumbuh telah dapat dipetik lagi dengan memperhatikan diameter batang.

Adapun tahapan untuk melakukan stek pucuk pada krisan, antara lain:

  • Menyeleksi tanaman krisan sebagai induk
Langkah pertama dalam melakukan stek adalah dengan menyeleksi
tanaman krisan untuk dijadikan induk. Dengan mendapatkan induk yang berkualitas, akan menghasilkan bibit yang berkualitas pula. Ciri-ciri induk krisan yang berkualitas adalah pertumbuhan bunganya cepat, memiliki produktivitas bunga yang cukup tinggi, serta tidak terserang hama dan penyakit (dalam kondisi sehat).

  • Menyeleksi pucuk sebagai bibit
Setelah mendapatkan induk yang berkualitas, Iangkah selanjutnya adalah menyeleksi pucuk dari induk tersebut untuk dijadikan bibit krisan. Adapun pucuk yang baik untuk dijadikan bibit krisan adalah memiliki kurang Iebih 4 helai daun yang sudah dewasa dengan warna hijau cerah dan memiliki diameter pangkalnya kurang Iebih 4 mm.

  • Memotong pucuk
Setelah menemukan pucuk yang baik untuk dijadikan bibit, kemudian potong pucuk tersebut dengan menggunakan silet atau pisau yang steril dan tajam, dengan ukuran panjang pucuk yang dipotong kurang Iebih 7 cm. Setelah dipotong, cabut sebagian atau seluruh daun yang berada pada pucuk tersebut. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penguapan yang berlebihan. Setelah itu, pucuk yang ingin dijadikan akar direndam dalam larutan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)/Rotoon selama kurang Iebih 5 menit. Larutan ZPT berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar.

  • Penyemaian pucuk stek
Setelah pucuk stek dipotong dan direndam dalam larutan ZPT (Rotoon),selanjutnya pucuk stek tersebut disemai. Sebelumnya, perlu menyiapkan media semai berupa pasir yang sudah steril. Media semai tersebut dimasukkan ke dalam pot atau polybag yang bagian bawahnya dilubangi untuk menghindari jumlah air yang berlebihan, yang dapat mengakibatkan pucuk stek menjadi busuk. 
Setelah media semai dibuat, selanjutnya tanam pucuk stek dengan cara menancapkannya ke dalam media semai tersebut dengan kedalaman sekitar sepertiga dari panjang pucuk stek. setelah itu, tutup dengan plastik bening dan tempatkan di dalam ruangan. Gunakan lampu untuk membantu proses pertumbuhannya dan lakukan perawatan dengan melakukan penyiraman menggunakan sprayer air sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Apabila ada hama atau penyakit maka lakukan penyemprotan dengan mengunakan pestisida.

MENANAM BUNGA KRISAN DALAM POT

MENANAM BUNGA KRISAN DALAM POT

Bunga krisan, siapa yang tidak suka dengan keidahannya? Bunga krisan ini menjadi nilai positif tersendiri bagi penggemarnya, bunga krisan sebenarnya berasal dari Eurasia, yang dominan dari Jepang. Namun bagi pecinta bunga krisan, tentu ingin keindahannya tahan lama dan dapat berkembang dengan baik atau malah bisa berkembang semakin baik, di sini saya akan memberikan info atau pengetahuan bagaimana caranya agar bunga krisan ini bisa tahan lama dari segi perawatan nya. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika merawatan bunga krisan di dalam pot, berikut cara nya : 

A. MENANAM  KRISAN DALAM POT 
Kesesuaian lahan dan iklim untuk budidaya krisan pot sama dengan kesesuaian lokasi (agroklimat) krisan potong, sehingga paparan berikut ini lebih banyak menjelaskan kepada aspek khusus budidaya krisan pot sebagai berikut.

Media Tanam.
Pertimbangan khusus dalam menentukan media tanam adalah mudah didapat, harga relatif murah, ringan dan harus memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang bisa mendukung pertumbuhan akar dan serapan hara secara optimal. Sifat fisik yang penting adalah media harus ringan, gembur dan memiliki aerasi cukup baik.

Sedangkan sifat kimianya adalah derajat keasaman media netral dengan pH 5.52-6.7, memiliki Eectric Conductivity (EC) rendah sehingga tidak ada kekhawatiran keracunan unsur tertentu. Bahan yang banyak digunakan adalah serbuk sabut kelapa (cocopeat) dan arang sekam. Gambut memiliki daya pegang air cukup tinggi, dan partikel-partikelnya banyak membentuk gumpalan-gumpalan kecil sehingga membentuk rongga-rongga udara. Untuk mengurangi rongga ini perlu ditambahkan bahan lain yang bisa mengisinya seperti serbuk sabut kelapa dan sekam bakar. Cocopeat memiliki daya pegang air cukup baik dan tidak membentuk gumpalan antar partikelnya sehingga bisa digunakan untuk mengisi rongga. Komposisi media yang baik untuk krisan pot adalah campuran dari gambut (peat), cocopeat dan arang sekam dengan perbandingan volume 4:4:1.

Bibit.
Tinggi bibit untuk krisan pot tidak boleh lebih dari 5 cm. bibit yang terlalu tinggi menyebabkan pertunasan yang kurang kompak, tunas yang terbentuk berjauhan sehingga bagian bawah tanaman menjadi kurang rimbun.
Jumlah bibit yang ditanam dalam satu pot bisa bervariasi. Untuk ukuran pot 14-15 cm bisa ditanam 5-6 bibit. Untuk menentukan jumlah bibit yang ditanam dalam satu pot juga harus mempertimbangkan produktivitas tunas dari jenis yang ditanam. Untuk jenis yang hanya mengeluarkan tunas sedikit, dibutuhkan jumlah bibit agak banyak, sehingga tanaman pot agak rimbun.
Cara penanamannya satu bibit ditanam cepat ditengah pot dengan posisi tegak lurus, kemudian bibit lainnya ditanam dibagian pinggir pot dengan posisi agak condong keluar agar tunas yang dihasikan menyebar keluar sehingga tanaman pot terlihat lebih besar dan rimbun. Berikut adalah gambar penempatan bibit krisan pot



Penyiraman.
Penyiraman tanaman pot bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat bantu sistem irigasi. Beberapa pertimbangan dalam menentukan pertimbangan adalah frekuensi penyiraman, kualitas air, penyiraman tidak kena daun, penyiraman dilakukan sekaligus dengan pupuk. Untuk memenuhi persyaratan penyiraman yang baik, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar hasil penyiraman lebih efisien.

Sistem rendam.
Penyiraman dengan merendam sebagian pot ke dalam air setinggi 5-10 cm, selama beberapa menit, secara kapiler air dan pupuk bergerak dari bagian bawah pot ke permukaan atas media, sistem ini mengandalkan daya kapiler media terhadap air yang akan merambat dari bawah ke atas. Pada fase colouring (fase terakhir perkembangan tanaman krisan pot, saat warna bunga mulai muncul) tanaman harus dipindahkan ke tempat khusus dan sistem pengairannya biasanya menggunakan sistem rendam untuk memudahkan panen. 




Perendaman Tanaman Krisan


Sistem drip.
Dengan sistem drip (irigasi tetes) setiap pot disambungkan dengan selang yang mempunyai jarum untuk mengatur keluarnya air dan sebagai jalan tetesan air ke media. Dengan menggunakan sistem drip, pemupukan bisa dimasukkan ke dalam alat irigasi. Pupuk yang digunakan harus yang mudah larut ke dalam air agar lubang drip tidak mudah tersumbat dan pupuk lebih mudah diserap oleh tanaman. Biasanya pada fase short day krisan pot dipindahkan ke tempat lain dan sistem pengairannya menggunakan sistem drip


Pemupukan.
Pemilihan komposisi pupuk untuk krisan pot dilakukan dengan mempertimbangkan besarnya biaya produksi. Contoh pada tabel adalah komposisi pemupukan krisan pot

Komposisi Pupuk untuk Larutan Pekat

Jenis Pupuk
Jumlah (gram)
Stok A (20 liter)

Ca(NO3)2. 4H2O
2.880
KNO3
1.814
Stok B (20 liter)

KNO3
1.476
MnSO4.4H2O
5,76
ZnSO4.7H2O
0,9288
Borak
7,099
Na2MoO4.2H2O
0,269
MgSo4.7H2O
1.364,6
FeSo4.7H2O
85,76
Kristalon hijau
1.754,4


Bahan pupuk dapat dibuat dari senyawa kimia lainnya sesuai dengan ketersediaan bahan dipasar dan juga dari harga yang lebih ekonomis. Akan tetapi yang terpenting adalah komposisi dari masing-masing unsurnya. Pada tabel disajikan pedoman untuk komposisi unsur pupuk.

Komposisi Unsur Pupuk dalam 1 liter Larutan Pekat
Unsur
Jumlah (gram)
K
38,86
N-Nos
26,26
N-NH2
1,58
P
3,43
Ca
12,23
Mg
4,08
Mn
0,124
Zn
0,032
B
0,049
Cu
0,0263
Mo
0,0066
Fe
0,489


Pengaturan Panjang Hari.
Krisan pot memiliki fisiologi sama dengan krisan potong, yaitu memiliki respon terhadap fotoperiodisasi. Lama penyinaran yang tepat untuk iklim Indonesia 14-16 jam sehari, sehingga pada daerah tropis paling tidak tanaman krisan perlu tambahan cahaya selama dua jam dengan intensitas cahaya minimal 40 lux bila menggunakan lampu TL dan 70 lux apabila menggunakan lampu pijar. Pemberian cahaya lampu dilakukan sejak awal tanam sampai tunas lateral yang keluar dari ketiak daun, tumbuh sepanjang 2-3 cm. Bila tunas yang keluar sudah cukup, maka tanaman akan masuk fase short day. Supaya bunga mekar secara serempak, ada penanam krisan pot yang melakukan blackout pada malam hari yaitu menutup tanaman dengan plastik hitam atau kain hitam sedemikian rupa sehingga cahaya dari luar sama sekali tidak mengenai tanaman.

Pinching dan Disbudding. 
Pinching adalah membuang pucuk terminal dari bibit asal, hal ini dilakukan untuk menghentikan dominasi tunas apikal untuk merangsang tumbuhnya tunas-tunas lateral dari ketiak daun. Dari setiap bibit diharapkan mengeluarkan tuns lateral sebanyak 3-4 tunas produktif, sedangkan tunas-tunas yang kecil atau tidak peroduktif harus dibuang, sehingga kualitas tunas yang dipelihara benar-benar bagus.
Pinching dilakukan setelah tanaman memiliki lima daun sempurna, dan yang dibuang adalah tunas diantara daun keempat dan kelima, bila daun pertama dihitung dari bawah. Tanaman yang dipinching telah berumur lebih dari 10-14 hari setelah bibit ditanam. Pinching harus dilakukan tepat waktu. Apabila terlambat maka internode dari bibit akan terlalu panjang, akibatnya jarak antar tunas yang akan tumbuh saling berjauhan.
Disbudding adalah pembuangan bakal bunga yang tidak diinginkan sesuai dengan tujuan pembentukan bunga. Disbudding dilakukan setelah bakal bunga yang tidak diharapkan mulai tumbuh dan siap dibuang tanpa mengganggu bakal bunga yang siap untuk dipelihara. 

B. PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)
ZPT digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman: merangsang pertumbuhan tanaman atau menekan pertumbuhan tanaman. Pada krisan pot, pemberian ZPT diupayakan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan daun sehingga membentuk tanaman menjadi tanaman pot yang kompak, rimbun dan indah.
Salah satu ZPT yang biasa digunakan untuk mempercepat pertunasan adalah Hobsanol. Penyemprotan Hobsanol dilakukan setelah pinching dan seminggu setelah aplikasi yang pertama. Untuk menekan pertumbuhan agar krisan pot tidak terlalu tinggi maka digunakan alar atau cultar. 


C. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT 
    Kualitas krisan pot sangat ditentukan oleh kesehatan tanaman, sehingga pemeliharaan tanaman mulai dari tanam sampai siap untuk dipasarkan harus dilakukan secara cermat. Untuk mendapatkan kualitas tanaman pot yang prima maka pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan secara intensif. Adapun hama dan penyakit tanaman yang banyak menyerang krisan pot adalah sama dengan krisan potong yaitu pengorok daun, thrips, aphids, ulat , dan karat putih. 

D. PANEN DAN PASCA PANEN 
            Pemanenan tanaman krisan pot tentunya dilakukan bersama-sama dengan medianya. Beberapa faktor yang menjadi kriteria kualitas tanaman pot adalah sebagai berikut.
  1. Tajuk. Batang tanaman tidak terlalu tinggi, sekitar 20-25 cm. Bentuk tajuk tumbuh ke samping pot, sehingga bila dilihat dari bagian atas, tanaman memiliki diameter lebih dari 20 cm; semakin lebar diameter tajuk dengan batang yang kuat akan semakin baik.
  2. Daun. Warna daun hijau segar dan bersih dari residu pupuk daun dan pestisida. Bentuk daun normal dan tidak cacat, bebas dari serangan hama penyakit. Daun tumbuh lebat sehingga terlihat rimbun.
  3. Bunga. Warna bunga cerah dan tidak pudar. Semua bunga dalam satu pot tumbuh normal dan bebas hama penyakit. Bunga mekar serempak, kompak, dan tinggi bunga rata.
Setelah krisan pot diseleksi sesuai kriteria, maka segera dimasukkan ke dalam kantong plastik agar bunga dan cabang tidak patah selama dalam transportasi. Sebelum tanaman pot dimasukkan kedalam plastik dan dikemas kedalam kardus, media tanam harus dalam kondisi lembab dan pot dalam keadaan bersih.